BANDA ACEH – Majelis Seniman Aceh (MaSA) mengadakan Rapat Penyempurnaan AD ART dan Konsolidasi Internal di aula PWI Aceh, Banda Aceh, Kamis, 12 Juli 2018.
Acara tersebut dimulai oleh Elly Zuwarni sebagai pemandu, dilanjutkan sambutan Ketua Panitia oleh Ayah Panton, dan dibuka oleh Prof Yusny Saby.
Dalam tausiahnya, Prof Yusny Saby mengatakan,
seniman adalah kata yang masyur dalam azali. Bahkan, kata dia, dalam Aquran ada surat Asyyura.
Prof Yusny mengatakan, seni banyak cabang, termasuk seni syair yang paling mengakar dalam masyarakat Aceh.
Cuma di Aceh yang ada terjemahan Alquran dalam bahasa daerah, dengan syair.
“Bahasa itu akar budaya.
Saya tidak habis pikir, bagaimana/kitan Matan Alfian dalam bahasa Arab dapat disyairkan ke dalam bahasa Aceh. Contohnya,
‘bina madhaaf hana leumah huruf ilat’,” kata Yusny.
Yusny juga menekankan pentingnya, setiap orang memiliki prinsip, ingin hidup bermakna.
“Pentingnya mengeratkan persatuan,” kata Yusny.
Ketua MaSA, Syamsuddin, akrab disapa Ayah Panton, mengatakan, Majelis Seniman Aceh didirikan untuk
menjalankan MoU Helsinki dan UUPA.
“Selama ini ada lembaga kesenian di Aceh, yang payung hukum cuma inmendagri. Sebagian seniman indonesia ingin inmendagri jadi permendagri, tapi tidak terjadi,” katanya.
Menurutnya, selama ini yang biasa dikembangkan adalah kesenian, tapi mengabaikan seniman.
Dengan adanya akademi kutaraja, akan ada yang mengawasi pengurus. Menurut aturan yang kita sepakati dalam rapat hari ini,” kata Ayah Panton.
Ketua Panitia, Chairiyan Ramli, mengatakan, rapat yang dipandu oleh Zulfikar Sawang tersebut akan dilanjutkan dengan tim perumus kecil.
“Rapat tadi dipimpin oleh Zulfikar Sawang dan Yul Safi, notulen Helmi Hass dan Cut Nurfitri. Setelah dua jam lebih memperbaiki draf, forum memutuskan, dibentuk tim kecil untuk menyempurkan AD ART MaSA adalah H Sjamsul Kahar, Fuad Mardhatillah, Ayah Panton, Zulfikar Sawang, Helmi Hass, Thayeb Loh Angen, dan lainnya,” Kata Chairiyan.
Acara tersebut dihadiri dua puluhan orang, di antaranya Prof Yusny Saby, H Sjamsul Kahar, Rafli Kande, Fuad Mardhatillah, Helmi Hass, T Saipul Syamsi, Cut Nurfitri, Teuku Yusuf, Yul Safi, Elly Zuarni, Teuku Dadek, Sarjev, Syekh Ghazali LKB, Ayah Panton, Zulfikar Sawang, M Yusuf Bombang, Rahmad Sanjaya, Chairiyan, Andri Fansyah, dan lainnya.[]Link to